Etika komunikasi sering digunakan untuk melihat cara
berkomunikasi yang baik atau buruk dalam kehidupan masyarakat. Etika ini
mencakup bidang komunikasi verbal dan non-verbal. Komunikasi lisan adalah
tentang penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Etika komunikasi
nonverbal meliputi pakaian, tingkah laku, dll. Sedikit kami akan membahas dan
mengaitkan sebuah berita dalam etika komunikasi yaitu berita yang sebelumnya
viral di sosial media tentang bagaimana Mahfud MD selaku mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi mendebat beberapa anggota Komisi III DPR dalam rapat yang membahas
kejanggalan transaksi di lingkungan Kementrian Keuangan.
Bertepatan pada hari Rabu 29 Maret 2023 dalam rapat komisi
III DPR RI membahas tranksaksi mencurigakan senilai 349 triliun di lingkungan kementrian
keuangan (Kemenkeu) menjadi sorotan publik. Rapat tersebut dipenuhi oleh
anggota dewan, pimpinan komisi mitraa kerja, hingga wartawan. Dalam rapat kali
ini semua antusias dlam menyaksikan bagaimana Menteri Kordinator Bidang Politik,
Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) juga Ketua Komite Tindak Pidana dan
Pencucian Uang (TPPU) Mahfud MD dalam menghadapi Komisi III DPR RI untuk
mengungkap lebih dalam terkait kejanggalan pada transaksi tersebut. Dalam rapat
ini Mahfud MD didampingi oleh Sekretaris Komite TPPU yang juga sebagai Kepala
Pusat Pelaporan dan Analsisi Transakasi Keuangan (PPATK0 Ivan Yustiavandana.
Dalam rapat ini Mahfud MD meladeni seluruh Komite III DPR RI
terkait persoalan transaksi janggal tersebut. Dan tentu rapat berlangsung
dengan tensi tinggi, debat panas antara Mahfud MD dan anggota Dewan pun tak
dapat dihindari. Debat semakin panas ketika Mahfud MD menentang beberapa
anggota Komisi III DPR yaitu Benny K Rahman, Arsul Sani dan Arteria Dahlan. Dalam
8 jam rapat Mahfud MD dengan Komisi III DPR, ia beberkan bagaimana kejanggalan
dalam transaksi bernilai 349 triliun di Kemenkeu tersebut.
Beberapa etika komunikasi yang perlu diperhatikan ialah, Mahfud
MD dihujani interupsi. Mahfud diberikan kesempatan untuk berbicara, namun belum
selesai beliau menyampaikan pemaparanya terkait kejanggalan dalam transaksi
tersebut, beliau langsung dihujani interupsi oleh anggota Komisi III DPR. Hal tersebut
membuat Mahfud memprotes tindakan anggota Komisi III DPR tesebut.hal tersebut
terjadi ketika Mahfud mulai menjelaskan indikasi terjadinya kejanggalan transaksi
tersebut.
Terkait dengan etika komunikasi, seseorang hendaknya
mendengarkan terlebih dahulu pemaparan lawan bicara sebelum menyampaikan pendapatnya
terkait pemaparan yang telah disampaikan. Hal ini agar tersampaikannya pesan
secara jelas sehingga perdebatan berlangsung dengan baik tanpa adanya miss
komunikasi.
Selanjutnya Mahfud meminta kepada anggota DPR untuk tidak
menginterupsinya terlebih dahulu sbeelum ia selesai menyampaikan pemaparannya,
karena penjelasannya tidak akan selesai jika anggota DPR terus terusan
mengintrupsinya.
Debat pun berlangsung dengan suasana yang semakin memaanas
antara Mahfud dan ketiga anggota DPR. Nada Mahfud semakin meninggi ketika
mengahadapi Arsul Sani sehingga dibalas dengan sebuah hadts tentang amarah oleh
Arsul Sani yang diiringi oleh gelak tawa seisi ruangan tersebut. Debat pun
semakin panas ketika beliau meladeni Benny K Rahman dan Arteria Dahlan.
Dalam konteks etika komunikasi yang tepat, panasnya situasi
ketika debat berlangsung adalah hal yang wajar, namun ketika panasnya situasi
tersebut sebaiknya mampu menahan emosi dari hal hal negatif seperti merendahkan
seseorang, lebih parahnya lagi apabila menghina seseorang dalam suatu forum.
Kesimpulan
Banyak manfaat yang dapat diambil ketika menerapkan etika
yang baik dalam berkomunikasi di antaranya:
1.
Meningkatkan
hubungan interpersonal: Ketika kita berkomunikasi dengan cara yang benar dan
baik, kita dapat membangun hubungan interpersonal yang sehat dengan orang lain.
Kita bisa saling menghargai dan menghormati, sehingga hubungan interpersonal
menjadi lebih harmonis dan saling mendukung.
2.
Menghindari
konflik: Komunikasi yang beretika juga dapat membantu menghindari konflik atau
mengatasi konflik yang ada dengan cara yang lebih efektif. Ketika kita
berbicara dengan sopan dan menghindari sikap yang menyerang, kita dapat
menghindari konflik dan menjaga komunikasi tetap positif.
3.
Meningkatkan
efektivitas komunikasi: Ketika kita berbicara dengan cara yang beretika, kita
dapat menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan mudah dipahami oleh orang lain.
Hal ini membantu meningkatkan efektivitas komunikasi dan meminimalkan
kebingungan atau kesalahpahaman.
4.
Membangun
reputasi yang baik: Komunikasi yang beretika juga dapat membantu membangun
reputasi yang baik. Orang akan lebih mempercayai dan menghargai kita jika kita
mampu berbicara dengan sopan dan memperhatikan cara berkomunikasi yang baik.
5.
Meningkatkan
kepercayaan: Komunikasi yang beretika juga dapat membantu meningkatkan
kepercayaan antara kita dengan orang lain. Ketika kita berbicara dengan jujur
dan memperlihatkan sikap yang dapat dipercaya, orang lain akan lebih cenderung
mempercayai kita.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa beretika
dalam komunikasi memiliki banyak manfaat positif bagi hubungan interpersonal,
efektivitas komunikasi, reputasi dan kepercayaan.
Komentar
Posting Komentar